NIC & MAR (2015)

Drama pendek enam episod yang dihasilkan bagi mempromosikan aplikasi LINE ini amat mengesankan aku. Mengapa?

Pertama, kerana lakonannya amat bersahaja. Bukan. Memang bukan berlakon. Kelakuan dan bicara kata yang nyata.

Kedua, kerana Nic (Nicholas Saputra) dan Mar (Mariana Renata), pelakon utamanya sebelum ini dikatakan pernah berpasangan di dunia nyata. Ertinya..bercinta. Nyata, chemeistry berduanya masih ada. Masih kuat. Masih hangat.


Filem pendek ini membawa kisah tentang bekas pasangan kekasih yang tidak sengaja bertemu di Paris dan kemudiannya melanjutkannya di Praha (Prague) dan memutuskan untuk menghabiskan beberapa hari bersama sebagai teman.

Antara baris kata yang kugemari;


Paris, Winter 2015

“Ini kisah perjalanan. Tentang dua orang yang tidak mencari.
Tapi menemukan.”

“Mar, terima kasih untuk kehangatan yang kamu berikan. Dalam secangkir kopi, sepasang sarung tangan…dan senyuman.”

“Kalo lagi sedih atau nangis, minum teh sambil merem mikirin hal-hal yang baik dan ketika kamu membuka mata things will get better.”

“Tapi ati-ati lho. People should fall in love with their eyes closed – Andy Warhol”

“Aku, kamu, kita. Seperti ngak ada yang berubah. Seperti jarak itu ngak pernah ada.”

“Kadang-kadang lelaki tidak tahu betapa istimewa wanita yang ada di sebelahnya.”

“Sehari lagi bersama kamu. Mahu ke mana kita?”

“Menyusuri Paris bersama kamu. Kamu Mar, memberi warna untuk hari ini, Tiba-tiba aku ingin esok jadi hari yang jauh. Aku ingin hari diam di sini. Aku ingin setiap hari berlalu seperti ini.”


Sumber: http://moviegoersmagazine.com/2015/03/nicholas-saputra-dan-mariana-renata-beradu-akting-di-nic-and-mar

Prague (Praha), Winter 2015

“Ini pertama kali ke Praha kan Mar? Aku ingin kamu menikmati dan selalu ingat perjalanan ini.”

“He Who Seek Doesn’t Find. He Who Doesn’t Seek Will Be Founded. – Franz Kafka”

“Yang special daripada Praha ialah kamu. Kerana kamu, aku di sini.”
“Hubungan dua orang itu gak gampang ya. Kalaupun udah cocok, udah saling kenal, tapi kayaknya itu aja gak cukup.”

“Jadi kurang apa?”

“Maksudnya. Nyaman aja gak cukup. They need to share the same dreams. They need to watch the same things.”

‘”Ingat kamu maunya apa?

Aku cuma mau semua bisa jadi sederhana. Cuma itu aja.”

“Aku punya pertanyaan nih. Menurut kamu, kalau dulu kamu ngak pindah keluar? Kita masih sama-sama ngak?”



“Ini kisah perjalanan kita Mar. Kita yang tidak mencari, tapi saling menemukan.”



No comments:

Post a Comment