PERIHAL PERIBAHASA BAHASAKU
Bahasa menunjukkan bangsaku
Bangsaku Melayu bahasaku Melayu
Bahasa yang sama kututur dalam kembara mimpiku
Tapi mungkin bukan yang membasahi bibir bicara lenamu
Hidupku teradun dalam majmuk manusia
Sering bahasa pasar menjadi perantara
Tidak mampu berbahasa dalam gaya bentara
Kerana aku hanya orang biasa
Hidupku dan cabaran bagaikan bersaudara
Sering singgah berulang menyapa
Namun kudaki bukit dan kuturuni lurah bersama
Biar kuyup terendam basah, hangat terampai kering bersama
Hidupku bertempur dengan dugaan
Menuntun kesabaran menuntut keredhaan
Untuk cekal mendayung sampan berbekalkan pendayung di tangan
Sanggup berumah di tepi pantai, takkan gentar dilambung ombak?
Hidupku berpencakkan kerja
Pasak kekuda tepis mengunci
Siku menyiku jadi mainan
Namun ku genggam bara apinya biar sampai jadi arang
Bagai lebah menghimpun madu
Tapi bukan madu yang satu itu
Hidupku penuh kerinduan
Bergurau manja dengan anak-anak emasku
Yang kulentur menjadi buluh bermula dari zaman rebungnya
Bagai menatang minyak yang penuh
Setitik pun enggan ku biarkan menitis ke bumi
Bagai kaca terhempas ke batu
Namun manjaku hanya makan dan pakai
Silap tetap ditegur salah tetap dimarah
Cuma berpada bagai ayam mematuk anak
Hidupku berpasangan Sang Ratu
Cantik wajah murni pekerti
Bersemayam di singgahsana bulan dipagari bintang gemerlap
Bagai emas baru disepuh
Walau usia makin bertambah hitungannya
Walau kudrat makin terhakis sisanya
Kasih mekar sentiasa
Seadanya
Hidupku digelar cikgu
Yang mana baikku hendak dijadikan teladan
Yang mana buruk kupesan jadikanlah sempadan
Kepimpinan melalui teladan biarlah menjadi kenangan
Jangan sindiran yang ditugukan
Waima ada muridku yang terkucil kencing berlari
Mungkin kerana aku pernah kencing berdiri
Hidupku berkawan dengan buku
Kota buku menjadi tempat tujuku
Santapan jiwa penyegar mindaku
Menjadi ulat buku yang meniti jambatan ilmu
Meraba kunci kehidupan
Agar menjadi pelita hidup dalam kegelapan
Hidupku cintakan ilmu
Ilmu bermanfaat bila diamalkan
Jangan sampai kaku diam penggali berkarat
Jangan kekal berdiam di bawah tempurung
Kejarilah ilmu carilah mualim
Carilah jauhari yang mengenal maknikam
Hajat belajar berenang dapatkan itik
Hajat belajar memanjatkan dapatkan tupai
HIdupku bertemankan pesan ayahanda
Jangan dicontoh perangai kacang
Sering lupakan kulitnya
Jangan ditiru tingkah lalang
Asyik meliuk mengikut angin
Berawas lepaskan anjing tersepit, takut-takut digigitnya
Contohilah sikap padi, makin berisi ilmu, makin menunduk malu
Baju di badan perlu diukur setepatnya
Pahatkan namamu di persada ingatan
Bagai garang belang hulubalang rimba
Hidupku dipeluk nasihat bonda
Jiran sahabat taulan itulah saudaramu
Jangan lokek meringankan tulang
Biar sama merasai berat yang dipikul
Bukan sekadar berat mata yang memandang
Tegur menegur adat berkawan
Berhemah menarik rambut di dalam tepung
Rambut tidak putus tepung tidak berselerak
Hari ini hari mereka
Entah esok lusa hari kita
HIdupku dinaung kasih saudara
Kadang kala diuji kealpaan dan kekhilafan
Sedih pedih bila lidah tergigit dalam sedar
Namun air yang dicincang tidak akan putus
Singkirkan yang keruh,
Simpankan yang jernih
Sesat meraba di hujung jalan
Undurlah pulang kepangkalnya
Jangan sampai nasi ditanak menjadi bubur
Indahnya bahasaku
Bagi yang enggan untuk mengenal
Manakan akan hadirnya cinta
Berabad ia kekal lestari
Kekal tak basah ditimpa hujan
Kekal tak lekang dihangatkan mentari
Dirgahayu bahasaku
Gemilangnya bangsaku
No comments:
Post a Comment